Minggu, 07 Agustus 2011

Biografi John Martin Tumbel



Wisudawan Terbaik

"JANGAN PUAS SAAT BISA BERJALAN CEPAT, KARENA SESUNGGUHNYA YANG LAIN SUDAH BERLARI" - John Martin

Nama : John M.Tumbel
Nim : 120010216 8
Prog. Studi/Jurusan : S.Inggris
Fakultas : Sastra
Tahun Masuk : 2000
Tahun Lulus : 2005
Periode Wisuda : 17-09-2005


Saat pertama kali mendengar nama Unair yang pertama terlintas di benak adalah mahasiswanya pintar-pintar. Unair tidak gampang dimasuki. Kesan itu tetap ada setelah saya ada di dalam Unair, tutur lulusan Sastra Inggris ini. Menurutnya, anak yang masuk Unair dengan niat yang pas-pasan, tergolong kecil presentasinya. Kebanyakan, mereka serius di bidang akademis. Mahasiswa akan dapat perhatian, jika ia bisa membuktikan diri dengan otak, dan bukan dengan tampilan fisiknya.


Di sisi lain, anak ke satu dari dua bersaudara ini mengakui adanya perubahan. Ini bisa dimaklumi, perubahan mahasiswa juga mengikuti jamannya. Untuk itu Fakultas harus jeli, tukas putra dari (Alm) Jerry Tumbel ini. Hendaknya, Fakultas tidak hanya berkutat di lingkungan akademik saja. Tapi harus pergi ke dunia praktis. Saya melihat ada gap di sana. Buktinya, karyawan baru masih harus ditraining, imbuh pria yang gemar menikmati suasana pedesaan ini. Padahal, tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat kita terlanjur menganggap bahwa lulusan S1 itu untuk bekerja, dan bukan untuk ke S2.


John Martin menyetujui, jika alumni turut dilibatkan. Alumni dapat diundang ke dalam kelas. Para adik kelas bisa juga diberi space untuk belajar di luar, jelas John. Selain itu, Fakultas harus rajin membina hubungan dengan instansi di luar. Sehingga menjadi tahu apa yang sedang dibutuhkan masyarakat. Memiliki kerangka kurikulum yang jelas dan bisa dikembangkan. ?Jadi, mahasiswa tidak lagi merasa bahwa yang didapatkannya di kuliah itu kurang. Setelah lulus harusnya ia tidak perlu kursus lagi, papar pria yang hobi membaca ini.


Perlu diketahui, selain punya prestasi akademis, John Martin juga memiliki prestasi di tingkat nasional. Ia berhasil menjadi duta pajak, dan mendapat gelar sebagai Arjuna Pajak. Atas berbagai keberhasilannya itu, ia berkesempatan menyampaikan kiatnya. Bahwa menurutnya, melakukan sesuatu itu harus semaksimal mungkin. Jika saya meraih yang terbaik, maka itu adalah reward dan bukan target. Tapi ketika saya gagal, maka saya tetap puas, karena merasa sudah optimal. Yang dikejar bukan apa yang akan dilihat orang, tapi optimalisasi, papar John Martin.


Seraya berkisah, untuk menjadi Duta Pajakpun tidaklah mudah. John Martin harus menyisihkan 27 Finalis se-Indonesia. Untuk jadi yang terbaik, apa yang bisa kita kerjakan harus disadari. Tidak ada yang dilahirkan terbaik, semua punya kemampuan dan kesempatan yang sama, tutur pria kelahiran Pekalongan 23 tahun lalu ini. Dalam hal ini, John Martin menilai bahwa Unair kurang merespon mahasiswanya yang berprestasi. ?Dalam sebuah talk show saya bertemu Dekan Fisip. Ia heran bahwa ternyata dua diantara empat Duta Pajak adalah mahasiswa Unair, sedangkan tidak ada kabar apapun di Unair. Namun sampai kapanpun saya akan bangga jadi alumni Unair. Saya lebih bangga disebut John Sastra Unair ketimbang John Martin, kisahnya.


Menurutnya, Unair terasa lebih memberi perhatian pada mahasiswa yang berprestasi di bidang akademis. Padahal prestasi mahasiswa di bidang lain, justeru akan lebih mampu memperkenalkan Unair ke luar. Bahkan saya melihat di sebuah PTN, jika ada mahasiswa yang berprestasi dan dikenal masyarakat luas, maka ia akan mendapat penghargaan dalam sebuah upacara khusus, kritik John Tumbel. Sehubungan dengan hal ini, Unair terkadang harus mau melihat Perguruan Tinggi lain. Setidaknya, mahasiswa akan merasa terlecut untuk membangun sebuah prestasi.

Copyright 2007
Direktorat Sistem Informasi Universitas Airlangga
Kampus C Mulyorejo Gedung Rektorat lantai 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar