Kamis, 18 Agustus 2011

OC Kaligis

Kagum banget sama orang ini,beneran deh,yuk mari kita lihat Biografinya :D




Nama Lengkap: Otto Cornelis Kaligis
Lahir: Ujung Pandang,19 Juni 1942Agama: Katholik
Pendidikan
SMP dan SMA di St. Petrus Claver, Makasar (1955-1961). 
Fakultas Hukum Universitas Parahyangan Bandung (1961-1966).
Pendidikan Ketrampilan Kenokatariatan Universitas Indonesia (1968). 
Fakultas Filosofi Universitas Rheinish Westfalische Technische Hochschule (RWTH), Jerman (1972-1975).

Kegiatan Lain
Anggota fungsionaris Golkar (1986-sekarang). 
Anggota Asosiasi Advokat Indonesia (1988-sekarang). 
Anggota Mondiale De la Presse Diplomatique (1988-sekarang). 
Pejabat di Lembaga Bantuan Hukum Kosgoro (1999-sekarang). 
Dosen tamu pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia.

Karya
Pembawa makalah pada Asia Foundation di Kuala Lumpur "Judiciary System and Procedures Settlement of Civil Law Suits in Indonesia (1984). Pembawa makalah di depan Alumni Mahasiswa Jerman di Jakarta "How To Invest Your capital In Indonesia" (1988). Menulis buku "Praperadilan dalam Praktek" dan "Praperadilan dalam Kenyataan", "Praktek-praktek Peradilan Tata Usaha Negara (I-III)", "Terminal Hukum O.C. Kaligis", "Pertarungan david Vs Goliath", "Cross-Examination (The case of Hendra Rahardja)", "Otopsi Pra-Dakwaan Kasus Bank Bali"

Penghargaan
-

Keluarga
Ayah Peter Kaligis

Alamat Rumah
Jalan Majapahit No 18-20 Kompleks Majapahit Permai Blok B-123, C-101, Jakarta Pusat 10160
Telepon 62-21-3853250 (hunting), 3453992, 3453994, 3812545

Alamat Kantor
Kompleks Wijaya Grand Centre Blok F-41 Lantai 3
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Telepon (021) 720 2930, 7206763

Otto Cornelis Kaligis adalah sebuah ikon bagi dunia pengacara di Indonesia. Ia layak mendapat predikat itu mengingat kiprahnya yang sedemikian dalam di dunia sarat konflik dan kontroversi: penegakan hukum dan keadilan.

Sejak menekuni karir di dunia pengacara, sudah ribuan perkara ditangani O.C. Kaligis. Latar belakang manusia yang dibelanya amat beragam. Ia mendampingi buruh dan kuli bangunan, sopir PPD, buruh pabrik, dan rakyat miskin lain.

Seorang residivis yang ditembak polisi, Sudarto, pernah ia bela habis-habisan tanpa bayaran. Tapi ia juga mendampingi artis Ida Iasha, Lidya kandou, Ongky Alexander, Nike Ardila, dan Zarima.

Atau konglomerat sekelas Samadikun Hartono. Bahkan perkara hukum yang melibatkan dua mantan presiden sekalipun, HM Soeharto dan BJ Habibie, O.C. Hadir di sana sebagai pembela.

Di mata O.C. Kaligis, semua sosok manusia yang tengah menggadapi perkara hukum tersebut memiliki hak yang sama: harus mendapatkan keadilan.

Rasa keadilan O.C. Kaligis amat mudah terusik. Hal itu tampak ketika ia membela 35 orang sopir PPD yang menuntut pembayaran dana pensiun. Ketika mereka kalah di MA, O.C. Kaligis memprotes dengan cara membayar sendiri 'uang pensiun' ke-35 kliennya hingga mereka meninggal dunia.

O.C. Kaligis memang sangat membenci ketidakadilan. Bahkan setelah menjadi pengacara terkenal, ia kerap memprotes berbagai bentuk ketidakadilan yang terjadi di sekelilingnya. Salah satunya dengan cara menulis surat pembaca, baik di surat kabar maupun majalah.

Sukses yang diraih O.C. Kaligis memang bukan jatuh begitu saja dari langit. Sebelum mencapai puncak ia harus melewati masa-masa prihatin.

Usai meraih gelar sarjana hukum di Universitas Parahyangan Bandung, ia langsung magang menjadi asisten notaris Tumbunan yang berkantor di Jalan Peganggsaan. dari status magang, ia kemudian menjadi asisten notaris.

Ketika itu ia digaji Rp7.500 ribu per bulan ditambah uang jalan Rp100 sehari. Ia pun harus mencari rumah kos yang murah sewanya di kawasan Jatinegara. Uang gaji yang pas-pasan itu harus dia hemat. Setiap pagi O.C. Kaligis naik Bus PPD sampai ke St Carolus, kemudian berjalan kaki ke kantor di Jalan Pegangsaan. Dengan mengehemat ongkos perjalanan itulah, O.C. Kaligis bisa menikmati semangkuk bubur kacang hijau.

Pada 1969, O.C. Kaligis mendapat kesempatan bersekolah ke Jerman, di Universitas Rheinisch Westfaltsche Technische Hoschschule. Sembari menimba ilmu hukum di sana, O.C. Kaligis juga bekerja sebagai pelayan restoran.

Dari Jerman, ia sempat berkeliling Eropa sampai tahun 1975. O.C. Kaligis kemudian kembali ke Tanah Air, bekerja lagi di kantor notaris Tumbunan.

Dua tahun kemudian, dengan modal tekad, ia memulai karir sebagai pengacara. Karir ini benar-benar diawali dari nol besar. Ia tidak magang dari pengacara manapun. Selain tekad, modalnya yang lain adalah buku-buku yang ia beli serta keberaniannya bertanya sana-sini kepada orang yang lebih berpengalaman.

Ada sebuah nama yang tidak mungkin dilupakan O.C. Kaligis, yakni Soesanto. Sosok orang inilah yang memberinya modal lain, yakni sebuah mesin ketik manual dan sebuah ruang kantor di Glodok Plaza.

Satu lagi modal lain yang memang melekat pada diri O.C. Kaligis: nyali. Dengan berbekal itu semua, O.C kaligis mulai menapakkan karirnya. Dan, secara mengejutkan, di awal perjalanan karirnya itu, O.C. Kaligis berhasil memenangkan perkara dalam kasus penyelundupan berlian yang melibatkan seorang warga negara Jerman, Alfons Hammer.

Dari sinilah, sedikit demi sedikit, nama O.C. Kaligis mulai dikenal. Namanya semakin sering disebut, dan karena saking seringnya, banyak kalangan yang kemudian menyingkatnya menjadi OCK.

Kini, kantor pengacara yang ia dirikan, O.C. Kaligis & Associates, tak ubahnya seperti perguruan tinggi bagi para calon pengacara kenamaan.

Bukan kebetulan kalau banyak pengacara terkenal lahir dari sana. Sebutlah nama Denny Kailimang, Amir Syamsuddin, Elza Syarief, Hotman Paris Hutapea, Juniver Girsang, dan Rudhy A. Lontoh. Sebelum mereka menjadi terkenal kemudian mendirikan kantor pengcara sendiri, mereka bekerja sama dengan O.C. Kaligis.

Jika tolok ukurnya adalah jenis perkara yang ditangani, latar belakang klien, dan fee yang diperoleh, maka posisi O.C. Kaligis sebagai pengacara jelas berada di papan atas.

Itu pula sebabnya, dalam hitungan beberapa bulan atau tahun, O.C. Kaligis bisa melakukan ratusan penerbangan first class ke berbagai kota di Tanah Air dan kota-kota besar luar negeri.

Pria yang gemar berenang dan bermain golf ini memang acap mendapat kepercayaan dari badan atau perusahaan asing yang beperkara di luar negeri. Sebut misalnya Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, American Express bank, ABN Amro Bank, Jakarta International School, dan terlalu banyak yang lain untuk disebutkan.

Di puncak karirnya yang cemerlang itu, ketika usianya memasuki 60 tahun, O.C. Kaligis tiba-tiba mengumumkan pengunduran dirinya di dunia litigasi. Artinya, ia tidak lagi melakukan pendampingan atau beperkara di pengadilan.

Banyak orang kemudian terhenyak, karena keputusan itu dia ambil di saat fisik, pikiran, dan kesehatannya masih sangat prima. Apalagi Law Firm-nya, O.C. Kaligis & Associates masih terus dibanjiri klien dan para pencari keadilan.

"Banyak teman saya yang mati namun masih menyisakan perkara. Itulah yang menyebabkan saya memikirkan regenerasi," kata O.C. Kaligis memberi penjelasan atas keputusannya yang banyak mengundang tanda tanya itu.

Ia berkeyakinan, tidak terus menerus membela perkara bukan berarti berhenti mengabdi pada hukum. Banyak bidang lain--yang masih berkaitan dengan hukum--masih menunggu untuk digarap. menurutnya, pekerjaan litigasi membutuhkan tenaga, pikiran dan kemampuan. Sementara pada saat bersamaan, ia juga harus melakukan pembinaan.

Niat untuk tetap mengabdi pada masalah hukum di luar litigasi memang mendekati kenyataan. Di Manado, O.C. Kaligis mendirikan Minahasa Law Centre. Lembaga yang diidam-idamkannya akan memberi sumbangan pemikiran bagi perkembangan penegakan hukum di Tanah Air.

Fix. Semoga Terwujud & Nggak Labil,AMIN

Gua berfikir dari sekarang,untuk menentukan jurusan kuliah yang akan gua pilih. Emang sih masih lama,tapi apa salahnya milih dari sekarang ;) Yang pertama adalah.................

- Jurnalistik: Alasan gua memilih jurusan ini adalah,karena gua emang dari kelas 5 SD punya cita2 jadi Jurnalis. Selain enak,ngejar2 apalah inilah itulah,dia tuh kerjanya diluar. Ya hitung2 gua bisa hangout secara nggak sengaja,hehe ;) Udah gitu awal gua punya cita2 ini karena Ryan Wiedaryanto. Semoga aja tercapai,AMIN!

- Hukum: Alasan gua memilih jurusan ini adalah,karena gua benci penjahat. Apalagi penjahat koruptor,except! Nazaruddin. Gua mau banget kayak OC Kaligis,memberasmi kejahatan dan dia pantang menyerah! Wow salut banget deh sama dia. Mana dia udah puluhan tahun jadi pengacara,aaaaaaaaaaaaa mau banget! ;)

- Ilmu Politik: Alasan gua memilih jurusan ini adalah,karena gua mau tau,rasanya jadi orang partai itu kayak gimana. Apakah seru? Nikmat? Ber uang banyak?-_- Siapa tau nanti gua bisa jadi Menteri/Presiden ya nggak? Kan asik tuh,insyaAllah kalo gua yg jd Menteri/Presiden rakyat Indonesia bisa makmur deh,AMIN! Tapi yang bener merintahnya,jangan jd koruptor,yang penting kan bersih,ya nggak? ;)

Itulah berbagai jurusan yg mau gua pilih. Semoga gua masuk jurusan IPA kelas 2 nanti. Soalnya,males aja kalo jurusan IPS. Lebih banyak anak bandel,dan gua nggak mau hehe. Semoga gua nggak labil,dan semoga itu lah pilihan gua dari sekarang,memberantas kejahatan! Dan yg paling penting,semoga dapet PMDK UI,AMIN!




Jumat, 12 Agustus 2011

Kado Apa?!

Shit men gua nggak tau nih ngasih kado apa buat Mirfa sama John. Pertama,gua galau tentang DUITNYA. Apa John nanti aja ya? Hhhhhhhhh padahal mau kirim secepatnya. Tadinya mau ngasih Mirfa boneka,cumaaaaaaaannnnnnnn,ntar kadonya sama dong kayak John. Kan nggak asik. Apa gua kasih Mirfa tas aja ya? Hadeh galau kado nih gua. Mirfa ultah sedikit lagi,tepatnya tanggal 23 Agustus. Hadeh222 beri saya petunjuk ya Allah :O

Senin, 08 Agustus 2011

Best Friend Forever After!

Hai,nggak tau kenapa tiba2 gua kangen banget sama orang ini


Namanya Muhammad Ihsan Ananta.Yeah... Gua kangen banget sama Ihsan. Bukan sebagai teman bukan juga sebagai pacar. Tapi sebagai sahabat. Dia ini orangnya dewasaaaaa banget. Boleh dibilang,gua selalu cerita sama dia tentang berbagai hal. Mulai dari masalah gua sama temen2 deket,tentang INTEL juga... Sekarang gua udah nggak satu sekolah lagi sama dia,rasanya kehilangan aja. Dia sekarang sekolah di SMA 2 Kota Tangerang Selatan. Selain satu sekolah sama cewek yang dia suka,sekolah itu emang bagus kok. Beruntung banget dah dia,udah nilai UANnya masuk 10 besar nem tertinggi satu angkatan. Salut banget dah sama dia. Sekarang juga dia daftarin diri jadi OSIS. Hmm bakal ketemu sama dia lg nggak ya? Kayaknya moment itu langka banget deh. Gua kangen banget cerita2 sama dia tentang INTEL,buat gua itu berarti banget. Apalagi moment2 unyu yg gua lewatin tentang INTEL yg gua ceritain sama dia. Hhhhhhhhh kangen banget sama lo San! Inget banget pas INTEL mintain amal kekelas gua,waktu itu gua lg Ujian Sekolah.

Ihsan: Han,tuh ada INTEL mau kesini
Gua: Jangan bercanda lo San,itu mah cowok biasa kali

Dan ketika hening.......*krik

BENERAN INTEL. Deep. Gua ceming,nunduk,muka merah,GEMETERAN.

Ihsan: Cie Hannaaaaaaaa
Malik: Cie Hannaaaaaaaa siapa tuh,cieeeeeee

Anjrit... Kesel tapi seneng :)

Gua: Ihsan,gua gemeteran dah-_-
Ihsan: Lebbay banget lo Han-_-

Emang lebbay sih tapi serius. Kalo ngeliat sms Ihsan ttg INTEL,hhhhhhhh berasa salut banget sama advicenya! Ntar dah gua post di blog ini,hehe. Langka banget nemuin sahabat kayak dia. Di ciein juga dia biasa aja,gua juga biasa aja. Mereka aja yg nggak tau siapa gua dan Ihsan. Jd menilainya ada apa2. Padahal buat gua dia adalah sahabat cowok yang paling baik yang pernah ada dalam hidup gua :D. Gua berharap suatu hari nanti bisa ketemu dia lagi dan cerita tentang semua yang pernah gua alamin ke dia,Ihsan... Gua kangen banget sama lo. Lo adalah BEST FRIEND FOREVER AFTER! :')


Minggu, 07 Agustus 2011

Biografi John Martin Tumbel



Wisudawan Terbaik

"JANGAN PUAS SAAT BISA BERJALAN CEPAT, KARENA SESUNGGUHNYA YANG LAIN SUDAH BERLARI" - John Martin

Nama : John M.Tumbel
Nim : 120010216 8
Prog. Studi/Jurusan : S.Inggris
Fakultas : Sastra
Tahun Masuk : 2000
Tahun Lulus : 2005
Periode Wisuda : 17-09-2005


Saat pertama kali mendengar nama Unair yang pertama terlintas di benak adalah mahasiswanya pintar-pintar. Unair tidak gampang dimasuki. Kesan itu tetap ada setelah saya ada di dalam Unair, tutur lulusan Sastra Inggris ini. Menurutnya, anak yang masuk Unair dengan niat yang pas-pasan, tergolong kecil presentasinya. Kebanyakan, mereka serius di bidang akademis. Mahasiswa akan dapat perhatian, jika ia bisa membuktikan diri dengan otak, dan bukan dengan tampilan fisiknya.


Di sisi lain, anak ke satu dari dua bersaudara ini mengakui adanya perubahan. Ini bisa dimaklumi, perubahan mahasiswa juga mengikuti jamannya. Untuk itu Fakultas harus jeli, tukas putra dari (Alm) Jerry Tumbel ini. Hendaknya, Fakultas tidak hanya berkutat di lingkungan akademik saja. Tapi harus pergi ke dunia praktis. Saya melihat ada gap di sana. Buktinya, karyawan baru masih harus ditraining, imbuh pria yang gemar menikmati suasana pedesaan ini. Padahal, tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat kita terlanjur menganggap bahwa lulusan S1 itu untuk bekerja, dan bukan untuk ke S2.


John Martin menyetujui, jika alumni turut dilibatkan. Alumni dapat diundang ke dalam kelas. Para adik kelas bisa juga diberi space untuk belajar di luar, jelas John. Selain itu, Fakultas harus rajin membina hubungan dengan instansi di luar. Sehingga menjadi tahu apa yang sedang dibutuhkan masyarakat. Memiliki kerangka kurikulum yang jelas dan bisa dikembangkan. ?Jadi, mahasiswa tidak lagi merasa bahwa yang didapatkannya di kuliah itu kurang. Setelah lulus harusnya ia tidak perlu kursus lagi, papar pria yang hobi membaca ini.


Perlu diketahui, selain punya prestasi akademis, John Martin juga memiliki prestasi di tingkat nasional. Ia berhasil menjadi duta pajak, dan mendapat gelar sebagai Arjuna Pajak. Atas berbagai keberhasilannya itu, ia berkesempatan menyampaikan kiatnya. Bahwa menurutnya, melakukan sesuatu itu harus semaksimal mungkin. Jika saya meraih yang terbaik, maka itu adalah reward dan bukan target. Tapi ketika saya gagal, maka saya tetap puas, karena merasa sudah optimal. Yang dikejar bukan apa yang akan dilihat orang, tapi optimalisasi, papar John Martin.


Seraya berkisah, untuk menjadi Duta Pajakpun tidaklah mudah. John Martin harus menyisihkan 27 Finalis se-Indonesia. Untuk jadi yang terbaik, apa yang bisa kita kerjakan harus disadari. Tidak ada yang dilahirkan terbaik, semua punya kemampuan dan kesempatan yang sama, tutur pria kelahiran Pekalongan 23 tahun lalu ini. Dalam hal ini, John Martin menilai bahwa Unair kurang merespon mahasiswanya yang berprestasi. ?Dalam sebuah talk show saya bertemu Dekan Fisip. Ia heran bahwa ternyata dua diantara empat Duta Pajak adalah mahasiswa Unair, sedangkan tidak ada kabar apapun di Unair. Namun sampai kapanpun saya akan bangga jadi alumni Unair. Saya lebih bangga disebut John Sastra Unair ketimbang John Martin, kisahnya.


Menurutnya, Unair terasa lebih memberi perhatian pada mahasiswa yang berprestasi di bidang akademis. Padahal prestasi mahasiswa di bidang lain, justeru akan lebih mampu memperkenalkan Unair ke luar. Bahkan saya melihat di sebuah PTN, jika ada mahasiswa yang berprestasi dan dikenal masyarakat luas, maka ia akan mendapat penghargaan dalam sebuah upacara khusus, kritik John Tumbel. Sehubungan dengan hal ini, Unair terkadang harus mau melihat Perguruan Tinggi lain. Setidaknya, mahasiswa akan merasa terlecut untuk membangun sebuah prestasi.

Copyright 2007
Direktorat Sistem Informasi Universitas Airlangga
Kampus C Mulyorejo Gedung Rektorat lantai 2

Biografi Ryan Wiedaryanto

 
News presenter kelahiran Pemalang, 30 April 1983. Ryan Wiedaryanto namanya. Wajahnya yang kerap dijumpai di layar kaca dalam sejumlah program berita Trans TV tampak masih bersemangat di waktu yang terus beranjak senja.
Penghobby travelling ini sangat menyenangkan. Ryan, begitu pemuda Jawa Tengah ini biasa disapa, bertutur mengenai perjalanan karier broadcast-nya yang malang melintang di Jogjakarta ketika masih berstatus mahasiswa, sampai akhirnya melangkahkan kaki ke Trans TV. Seperti apa cerita dari Duta Wisata Jogjakarta 2004 ini? Mari ikuti perbincangan dengan Ryan yang dikelilingi nuansa cokelat pada hari itu. Mengenal dunia broadcast diawalinya dari radio kampus di Jogjakarta. "Aku sudah mencintai broadcast sejak kuliah dan bergabung dengan radio kampus" tuturnya santai. "Hmm kalau memulai karier broadcast, aku melakukannya dari beberapa radio yang berbasis anak muda di Jogjakarta, sementara karier televisi sendiri kumulai dari Televisi Jogja yang menawarkanku untuk menjadi music presenter sebelum akhirnya aku bergabung dengan Trans TV" kata pemuda lulusan Teknologi Informasi pada satu universitas di Jogjakarta ini.
Mengikuti alurnya bercerita mengenai pengalaman bergabung dengan Trans TV,dari basis entertainment menjadi news yang memiliki beberapa karakter yang berbeda "Mengadaptasi penyampaian komunikasi dari entertainment ke news, pada prinsipnya diselami saja dari apa yang sudah menjadi basic aku di dunia broadcast di Jogja dulu" 
"Terus belajar mengenai cara penyampaian, gaya bahasa dan sebagainya. Dan aku bersyukur karena Trans TV sangat mendukung aku dalam melakukan itu semua" Dinamika kehidupan jurnalistik seperti mengingatkannya kembali pada sebuah pengalaman tak terlupakan ketika kerja keras itu sangat mengesankan meskipun lelah "Live Report meninggalnya mantan Presiden Soeharto, selama 24 hari pada Januari lalu. What a hectic day. Tapi sangat berkesan, karena harus jaga liputan di kantor, Live report di Rumah Sakit Pusat Pertamina dan sebagainya. Breaking news yang panjang mulai dari jam 2 siang sampai malam dengan hanya dua kali break, dan esok harinya aku harus membawakan reportase pagi spesial akhir perjalanan Soeharto selama dua jam", ya begitulah tuturnya seolah-olah mengajak saya kembali mengingat peristiwa besar yang terjadi pada bulan pertama tahun ini. Ya ternyata sangat menyenangkan memang berbagi cerita dengan penyuka warna biru dan penggemar film Da Vinci Code ini.

I Love News
Ryan kecil ternyata sudah akrab dengan berita, meskipun belum dari hati "Karena sering melihat ayahku yang sangat menggemari berita, otomatis aku juga suka ikut-ikut menonton" tuturnya sambil kembali terbang ke masa itu. "Awalnya sih nggak punya keinginan untuk menjadi news presenter, makanya sampai sekarang masih nggak terbayang kalau ternyata aku yang membawakan berita. Tapi aku senang dan punya kepuasan tersendiri ketika pada akhirnya mampu membuat kedua orangtuaku tersenyum. Aku jadi tambah semangat", ya, seperti semangat yang tergambar pada hadirnya sore itu sebagai news presenter muda yang pernah bercita-cita menjadi dokter dan pilot. Tetapi siapa sangka justru news yang menunjuk hidupnya untuk melangkah bersama dunia yang penuh dinamika dan terus berkembang itu. "Aku akan mengeksplorasi segala hal tentang news. Semua hal, karena aku sudah jatuh cinta pada dunia news" katanya sambil tersenyum yang memberitakan kepada semua bahwa "Aku akan konsisten di dunia news"

Envy With Their Friendship

Gua amat sangat berharap mempunyai sahabat seperti mereka. Ya mereka... Selain anaknya asik2 dan seru2,mereka juga lucu2. Bisa ngilangin bete deh kalo gua bilang. Inilah orang2 yg gua maksud

1. Ryan Wiedaryanto



Dia adalah Ryan. Umurnya 28 tahun. Dia adalah wartawan yang udah gua puja selama... Hampir 5 tahun. Sampe sekarang gua belum pernah ketemu sama dia. Padahal dia kantornya di Mampang. Mampang kan deket sama rumah gua. Tapi gua bingung,kalo mau kesana sama siapa. Temen gua mana mau nemenin gua ke Mampang-_- Orang tua gua jg belum tentu ngijinin. Ke Mampang kan harus pake bus kota (ini kenapa jd ngomongin Mampang?) Gua yakin banget suatu hari nanti bakalan ketemu dia. Dan gua nggak tau dah,respon gua nanti kayak gimana ya? Hahaha semoga aja nggak malu2in. Gua kan orangnya suka malu2in. Tapi,gua berhasil bikin dia kagum sama paket yang gua kasih ke dia. Yaitu bingkai foto yg ada foto2 dia sama temen2nya. Dia post lho ke twitter. Hmm,i really love him! Dia cocok buat dijadiin sahabat gua! ;)


2. John Martin Tumbel 



Dia adalah John. Umurnya 26 tahun. Dia adalah cowok yang unyu :3 Alias... Lucu,hehe. Tapi serius deh dia orangnya fun banget. Kalo gua jadi sahabat dia,nggak ada deh kata2 GALAU didalam kehidupan gua. Mention gua dulu sering banget dibales sama dia. Kalo sekarang udah kesempatan langka banget buat dibales mentionnya sama dia. Followers dia udah 60.000an coy. Yaudah deh gua maklumin. Gua bangga dia pernah kenal sama gua,walaupun lewat dunia maya. Dia masih jd pembawa acara John Pantau lho di Trans TV. Awet banget kan? Ya itulah John,orangnya fun,nyenengin,ngangenin,asik,kompak,dan pastinya gua sayang banget sama dia! ;)

3. Mirfa Suri 



Dia adalah Mirfa. Sahabat Ryan,John,dan Zulfikar. Dia cantik,mirip sama Dinda Kanya Dewi. Orangnya jg asik dan seru. Dia ini pacarnya Zulfikar Naghi. Tapi,nggak tau deh,dia ini pacar,atau cuman sahabat-_- Baik banget deh orangnya. Walaupun nggak pernah muncul langsung di TV gua suka banget sama dia. Dia sering banget jd bahannya Ryan,John,dan Zulfikar. Tapi dia mah orangnya santai aja. Kalo gua nggak salah,dia kru nya John Pantau. Dulu kuliah di Universitas Padjajaran jurusan Sastra Russia. Mereka semua saling menyayangi! ;)


4. Zulfikar Naghi


Yeah dia adalah Zulfikar. Kebanyakan orang manggil dia Zoel. Nggak tau dah kenapa pake E ditengahnya-_- Dia ini pacarnya Mirfa. (Tapi gua nggak tau ya,dia ini sahabatan doang apa pacaran). Dulu dia penyiar berita. Tapi sekarang udah bukan lagi,soalnya dia ganti pekerjaan jadi model. Temen2nya pada sedih banget dia udah nggak kerja di Trans TV lg. Mungkin kontrak kerja nya udah abis dan dia nggak mau ngelanjutin kerja disana. Gua juga mau banget jd sahabat dia! :)

Nih dia foto2 mereka semua,aaaaaaaaa iri banget :'(
















Serius! Mereka berdua cocok!



Banyak banget kan? Dari fotonya aja udah seru2,apalagi aslinya........Hhhhhhhh already envy with their friendship! Sabar.....insyaAllah suatu saat nanti mereka bisa menjadi sahabat gua,AMIN! :O

Blog Baru

Hai semua,ini blog baru gua. Abisnya yang lama udah pada nggak bisa dibuka,sial emang-_- Sepertinya gua akan menulis diary disini,hohoho. Oke posting dimulai! :D